BAB III
PEMBAHASAN
A. Pentingnya Guru bagi Dunia pendidikan yang Modern
Dalam pandangan
masyarakat modern, guru belum merupakan profesi yang profesional jika hanya
mampu membuat murid membaca, menulis dan berhitung, atau mendapat nilai tinggi,
naik kelas, dan lulus ujian. Masyarakat modern menganggap kompetensi guru belum
lengkap jika hanya dilihat dari keahlian dan ketrampilan yang dimiliki
melainkan juga dari orientasi guru terhadap perubahan dan inovasi. Bagi
masyarakat modern, eksistensi guru yang mandiri, kreatif, dan inovatif
merupakan salah satu aspek penting untuk membangun kehidupan bangsa. Banyak
ahli berpendapat bahwa keberhasilan negara Asia Timur (Cina, Korsel dan Jepang)
muncul sebagai negara industri baru karena didukung oleh penduduk/SDM terdidik
dalam jumlah yang memadai sebagai hasil sentuhan manusiawi guru.
Di negara kita, guru
yang memiliki keahlian spesialisasi harus diakui masih Iangka. Walaupun sudah
sejak puluhan tahun disiapkan, namun hasilnya masih belum nampak secara nyata.
Ini disebabkan karena masih cukup banyak guru yang belum memiliki konsep diri
yang baik, tidaktepat menyandang predikat sebagai guru, dan mengajar mata
pelajaran yang tidak sesuai dengan keahliannya. Semuanya terjadi karena
kemandirian guru belum nampak secara nyata, yaitu sebagian guru belum mampu
melihat konsep dirinya (self consept), ide dirinya (self idea), dan realita
dirinya (selfr eality). Tipe guru sepeni ini mustahil dapat menciptakan suasana
kegiatan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM). Menurut pepatah jawa, Guru adalah digugu lan
ditiru yang berarti bahwa guru merupakan sosok yang menjadi panutan bagi
siswanya dan masih ada banyak pepatah yang berhubungan dengan guru lainnya
walaupun intinya sama. Guru dituntut untuk memiliki ilmu pengetahuan yang
selalu berkembang dan mengikuti kemajuan zaman. Guru adalah orang yang
bertanggung jawab dalam merencanakan dan menuntun murid-murid untuk melakukan
kegiatan-kegiatan belajar guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan
(Oemar Hamalik, 2003). Dan Guru menurut UU no. 14 tahun 2005 “Adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.
Kita semua mengetahui
bahwa untuk menjadi seorang guru di berbagai jenjang pendidikan tidaklah mudah.
Beberapa proses harus dilalui mulai dari 4 kompetensi yang harus di miliki,
juga bagaimana seorang guru menjadi teladan yang baik bagi anak didiknya. Guru
sebagai pelaku pendidikan di sekolah, melakukan tugasnya berdasarkan pedoman
kurikulum yang ditetapkan pemerintah. Keberhasilan pembelajaran di kelas, tidak
lepas dari pemahaman guru terhadap karakter anak-anak didik. Oleh karena itu,
seorang guru harus mampu memahami perbedaan kemampuan anak-anak didiknya, salah
satunya ialah anak-anak yang lamban dalam belajar. Guru memegang peran utama
dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang di selenggarakan secara formal di
sekolah.
Guru juga sangat
menentukan keberhasilan peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan proses-mengajar.
Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan
hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang
di lakukan uuntuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan
sumbangan yang signifikan tanpa di dukung oleh guru yang profesional dan
berkualitas. Dengan kata lain, perbaikan kualitas pendidikan harus berpangkal
dari guru, berujung pada guru pula.
Figur ini akan menjadi sorotan srtategis ketika berbicara masalah
pendidikan, karena guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam sistem
pendidikan.
Dalam pandangan
masyarakat modern, guru belum merupakan profesi yang profesional jika hanya
mampu membuat murid membaca, menulis dan berhitung, atau mendapat nilai tinggi,
naik kelas, dan lulus ujian. Masyarakat modern menganggap kompetensi guru belum
lengkap jika hanya dilihat dari keahlian dan ketrampilan yang dimiliki
melainkan juga dari orientasi guru terhadap perubahan dan inovasi. Bagi
masyarakat modern, eksistensi guru yang mandiri, kreatif, dan inovatif
merupakan salah satu aspek penting untuk membangun kehidupan bangsa. Banyak
ahli berpendapat bahwa keberhasilan negara Asia Timur (Cina, Korsel dan Jepang)
muncul sebagai negara industri baru karena didukung oleh penduduk/SDM terdidik
dalam jumlah yang memadai sebagai hasil sentuhan manusiawi guru.
Di negara kita, guru
yang memiliki keahlian spesialisasi harus diakui masih Iangka. Walaupun sudah
sejak puluhan tahun disiapkan, namun hasilnya masih belum nampak secara nyata.
Ini disebabkan karena masih cukup banyak guru yang belum memiliki konsep diri
yang baik, tidaktepat menyandang predikat sebagai guru, dan mengajar mata
pelajaran yang tidak sesuai dengan keahliannya. Semuanya terjadi karena
kemandirian guru belum nampak secara nyata, yaitu sebagian guru belum mampu
melihat konsep dirinya (self consept), ide dirinya (self idea), dan realita
dirinya (selfr eality). Tipe guru sepeni ini mustahil dapat menciptakan suasana
kegiatan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM). Menurut pepatah jawa, Guru adalah digugu lan
ditiru yang berarti bahwa guru merupakan sosok yang menjadi panutan bagi
siswanya dan masih ada banyak pepatah yang berhubungan dengan guru lainnya
walaupun intinya sama. Guru dituntut untuk memiliki ilmu pengetahuan yang
selalu berkembang dan mengikuti kemajuan zaman. Guru adalah orang yang
bertanggung jawab dalam merencanakan dan menuntun murid-murid untuk melakukan
kegiatan-kegiatan belajar guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan
(Oemar Hamalik, 2003). Dan Guru menurut UU no. 14 tahun 2005 “Adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.
Kita semua mengetahui
bahwa untuk menjadi seorang guru di berbagai jenjang pendidikan tidaklah mudah.
Beberapa proses harus dilalui mulai dari 4 kompetensi yang harus di miliki,
juga bagaimana seorang guru menjadi teladan yang baik bagi anak didiknya. Guru
sebagai pelaku pendidikan di sekolah, melakukan tugasnya berdasarkan pedoman
kurikulum yang ditetapkan pemerintah. Keberhasilan pembelajaran di kelas, tidak
lepas dari pemahaman guru terhadap karakter anak-anak didik. Oleh karena itu,
seorang guru harus mampu memahami perbedaan kemampuan anak-anak didiknya, salah
satunya ialah anak-anak yang lamban dalam belajar. Guru memegang peran utama
dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang di selenggarakan secara formal di
sekolah.
Guru juga sangat
menentukan keberhasilan peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan proses-mengajar.
Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan
hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang
di lakukan uuntuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan
sumbangan yang signifikan tanpa di dukung oleh guru yang profesional dan
berkualitas. Dengan kata lain, perbaikan kualitas pendidikan harus berpangkal
dari guru, berujung pada guru pula.
Figur ini akan menjadi sorotan srtategis ketika berbicara masalah
pendidikan, karena guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam sistem
pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar