Menciptakan Guru yang Ideal
Guru merupakan tenaga
pendidik yang memiliki tanggung jawab besar untuk mencerdaskan anak bangsa.
Tugas guru tidak hanya sebagai pengajar, melainkan juga sebagai pendidik yang
mana guru diwajibkan menanamkan akhlak mulia kepada siswa nya, sehingga
nantinya para siswa mempunyai karakter setelah mereka lulus dari sekolah
tersebut. Guru ideal adalah dambaan peserta didik. Guru ideal adalah sosok guru
yang mampu untuk menjadi panutan dan selalu memberikan contoh atau keteladanan.
Ilmunya seperti mata air yang tak pernah habis. Semakin diambil semakin jernih
airnya. Mengalir bening dan menghilangkan rasa dahaga bagi siapa saja yang
meminumnya. Guru ideal yang diperlukan saat ini adalah pertama, guru yang
memahami benar akan profesinya.
Profesi guru adalah
profesi yang mulia. Dia adalah sosok yang selalu memberi dengan tulus dan tak
mengharapkan imbalan apapun, kecuali ridho dari Tuhan pemilik bumi. Falsafah
hidupnya adalah tangan di atas lebih mulia daripada tangan dibawah. Hanya
memberi tak harap kembali. Dia mendidik dengan hatinya. Kehadirannya dirindukan
oleh peserta didiknya. Wajahnya selalu ceria, senang, dan selalu menerapkan 5S
dalam kesehariannya (Salam, Sapa, Sopan, Senyum, dan Sabar). Menjadi guru yang
ideal dan inovatif adalah sebuah tuntutan yang tak bisa dielakan. Masa depan
bangsa ini ditentukan oleh kader-kader muda bangsa, sedangkan penanggung jawab
utama masa depan mereka berada di pundak guru. Sebab guru yang langsung
berinteraksi dengan peserta didik dalam membentuk kepriadian, memberikan
pemahaman, mengembangkan imajinasi dan cita-cita, membangkitkan semangat dan
menggerakan kekuatan mereka. Dari sosok seorang gurulah, para siswa
membayangkan masa depannya, mencanangkan sebuah impian hidupnya, dan melihat
jauh ke angkasa, terbang setinggi langit laksana anak panah yang lepas dari
busurnya. Melalui iklim demikian, pendidikan di harapkan mampu melahirkan generasi
yang mandiri, kritis, cerdas, kreatif serta memiliki kesabaran dan mampu
bersaing dan siap menghadapai berbagai macam tantangan. Untuk kepentingan
tersebut di perlukan perubahan yang mendasar dalam sistem pendidikan nasional,
yang di pandang sudah tidak efektif dan tidak mampu lagi mempersiapkan anak
didik untuk dapat bersaing dengan bangsa lain di dunia.
Dia disukai oleh
murid-muridnya karena cara mengajarnya menarik dan mudah dipahami. Dia pun
terbuka menerima kritikan dari peserta didiknya, karena dari kritik itulah dia
belajar dari para peserta didiknya. Dari mereka guru dapat mengetahui
kekurangan cara mengajarnya, dan melakukan umpan balik (feedback). Guru yang baik tidak memunculkan rasa minder
pada diri siswa. Artinya siswa tidak merasa minder untuk mengembangkan bakatnya
karena takut di cemeehkan oleh orang lain. Siswa menjadi lebih bersemangat
mengeluarkan ide-ide kreatif dalam diskusi pelajaran, mengeluarkan pendapat
pada saat rapat organisasi, dan sebagainya. Sebagai guru, seharusnya lebih memperhatikan
siswa dan selalu mendengarkan keeluhan-keluhan dari siswa. Misalnya keluhan
pada pelajaran yang tidak dimengerti oleh siswa. Guru sebaiknya mengulang-ulang
kembali pelajaran, dan menerangkan kepada siswa sampai mengerti. Guru yang baik
juga bisa dijadikan sebagai orang tua kedua. Maksudnya sebagai orang tua di
sekolah, dimana tempat siswa menghabiskan lebih dari 80% waktunya. Ia
memberikan solusi atau nasihat untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa,
dan yang terpenting adalah ia akan selalu tidak akan pernah dilupakan meskipun
telah lama berpisah. Oleh karena itu, sudah sewajarnya bila anda berprofesi
sebagai seorang guru harus mampu berlomba-lomba untuk menjadi sosok guru yang
ideal. Ideal di mata peserta didik, ideal di mata masyarakat, dan ideal di mata
Sang Maha Pemberi.
Bila semakin banyak
guru ideal yang tersebar di sekolah-sekolah kita, maka sudah dapat dipastikan
akan banyak pula sekolah-sekolah berkualitas yang mampu membentuk karakter
siswa untuk memiliki budi pekerti yang luhur. Mampu mewujudkan tujuan
pendidikan nasional yang diharapkan oleh para leluhur bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar